Rabu, 23 April 2014

Penerapan Konsep Reaksi Redoks dalam Pengolahan Limbah (Lumpur Aktif)

            Salah satu penerapan konsep reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bidang pengolahan limbah. Prinsip dasar yang digunakan adalah teroksidasinya bahan-bahan organik maupun anorganik, sehingga mudah diolah lebih lanjut.
            Limbah merupakan salah satu pencemar lingkungan yang diperlukan cara-cara mengatasinya. Untuk menjaga dan mencegah lingkungan tercemar akibat akumulasi limbah yang semakin banyak, berbagai upaya telah banyak dilakukan untuk memperoleh teknik yang tepat dan efisien sesuai kondisi lokal.
            Berbagai tipe penanganan limbah cair dengan melibatkan mikroorganisme telah dikerjakan di Indonesia, yaitu sedimentasi, kolam oksidasi, tricking filter, lumpur aktif (activated sludge), dan septic tank. Pada uraian ini, saya akan membahas tentang lumpur aktif (activated sludge)
            Proses lumpur aktif (activated sludge) merupakan sistem yang banyak dipakai untuk penanganan limbah secara aerobic. Lumpur aktif merupakan metode yang paling efektif  untuk menyingkirkan bahan-bahan tersuspensi maupun terlarut dari air limbah. Lumpur aktif mengandung mikroorganisme aerobic yang dapat mencerna limbah mentah. Setelah limbah cair didiamkan di dalam tangki sedimentasi, limbah dialirkan ke tangki aerasi Di dalam tangki aerasi, bakteri heterotrofik berkembang dengan pesatnya. Bakteri tersebut diaktifkan dengan adanya aliran udara (oksigen) untuk melakukan oksidasi bahan-bahan organic. Bakteri yang aktif dalam tangki aerasi adalah Escherichia colo, Enterobacter, Sphaerotilus natans,, Beggatoa, Achromobacter, Flavobacterium, dan Pseudomonas. Bakteri-bakteri tersebut membentuk gumpalan (flocs). Gumpalan tersebut melayang kemudian mengapung di permukaan limbah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
 
Blogger Templates